Bilah, pencon, dan bumbung mungkin sudah lumrah terdengan, terlebih oleh para pengrajin gambelan Bali dan masyarakat pencinta seni gambelan Bali. Bilah, pencon, dan bumbung merupakan organ penting pada instrumen gambelan Bali karena merupakan sumber bunyi daripada gambelan itu sendiri. Bali yang kita ketahui, memiliki begitu banyak jenis gambelan dan pada setiap jenis barungan (seperangkat) gambelan Bali pastilah ada instrumen yang menggunakan Bilah, Pepencon, dan Bumbung sebagai resonator.
Bilah adalah sumber bunyi dari instrumen gambelan yang berbentuk lempengan dengan bahan kayu, bambu, tembaga, atau kerawang. Instrumen gambelan yang menggunakan bilah kerawang sebagai sumber bunyi misalnya : gender wayang, ugal, gangsa, kantil, kenyur,jublag, jegog. Yang menggunakan bilah bambu misalnya gambelan gambang, gambelan gandrung, dll.
Pepencon adalah bagian instrumen gambelan yang memiliki moncol (pentolan) pada bagian muka yang berada pas di tengah-tengah lingkarannya dan memiliki rongga pada bagian belakang moncolnya. Rongga yang berada pada bagian belakang moncol berfungsi sebagai resonator. Beberapa bentuk pepencon misalnya: instrumen gong, kempur, kemong, kajar, klenang, reong,dan trompong.
Bumbung merupakan organ dari instrumen yang menggunakan bilah. Bumbung pada gambelan Bali terbuat dari bambu atau bisa juga dari pipa paralon. Posisi bumbung terpasang berdiri pada pelawah (badan penyangga) gambelan dengan ukuran tinggi menyesuaikan dengan estetika pelawah. Masing-masing bumbung harus di setel sesuai dengan masing-masing nada yang terdapat pada bilah. Disini fungsi bumbung sangat penting untuk membantu sumber suarayang berbentuk bilah agar mengahilkan suara yang maksimal (bumbung sebagai resonator).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar